Dalam dunia performance marketing yang semakin kompetitif, kesuksesan digital campaign tidak hanya bergantung pada kreativitas konten atau budget yang besar. Salah satu fondasi terpenting yang menentukan efektivitas campaign Anda adalah pemilihan campaign objective yang tepat.
Namun, masih banyak marketer yang belum sepenuhnya memahami bagaimana memilih objektif kampanye yang sesuai dengan tujuan bisnis mereka.
Di artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang campaign objective, jenis-jenisnya, dan bagaimana memilih strategi bidding yang tepat untuk bisnis B2B maupun B2C Anda.
Apa Itu Campaign Objective?
Campaign objective adalah tujuan utama yang ingin Anda capai melalui iklan digital. Dalam platform advertising seperti Meta Ads, Google Ads, TikTok Ads, dan platform lainnya, campaign objective berfungsi sebagai panduan bagi algoritma platform untuk mengoptimalkan penayangan iklan Anda kepada audiens yang paling mungkin melakukan tindakan sesuai tujuan yang Anda tetapkan.
Secara sederhana, campaign objective adalah jawaban dari pertanyaan: Apa yang ingin saya capai dari kampanye ini? Apakah Anda ingin meningkatkan brand awareness, mendapatkan lebih banyak traffic ke website, mengumpulkan leads, atau mendorong konversi penjualan?
Mengapa Campaign Objective Penting?
Memilih campaign objective yang tepat sangat krusial karena:
Optimasi Algoritma
Platform advertising menggunakan machine learning untuk menemukan audiens yang paling relevan berdasarkan objektif yang Anda pilih. Jika Anda memilih objektif yang salah, iklan Anda akan ditampilkan kepada orang yang salah.
Efisiensi Budget
Dengan objektif yang jelas, budget iklan Anda akan digunakan secara lebih efisien untuk mencapai hasil yang diinginkan, bukan sekadar mendapatkan clicks atau impressions yang tidak berkualitas.
Pengukuran Performa
Campaign objective yang jelas memudahkan Anda untuk mengukur ROI dan mengevaluasi apakah kampanye Anda berhasil mencapai target bisnis.
Strategi Bidding yang Optimal
Setiap objektif memiliki strategi bidding yang berbeda, yang akan mempengaruhi cara platform mengalokasikan budget dan menampilkan iklan Anda.
Jenis Campaign Objective dan Contohnya
Platform advertising modern umumnya mengelompokkan campaign objective ke dalam beberapa kategori utama berdasarkan tahapan customer journey. Mari kita bahas setiap jenis objektif beserta contoh penerapannya untuk bisnis B2B dan B2C.
1. Awareness (Kesadaran)
Objektif awareness ditujukan untuk memperkenalkan brand, produk, atau layanan Anda kepada audiens yang lebih luas. Tujuan utamanya adalah meningkatkan visibilitas dan brand recall.
Jenis Objektif Awareness:
- Brand Awareness: Meningkatkan kesadaran terhadap brand Anda
- Reach: Menjangkau sebanyak mungkin orang dalam target audiens
Strategi Bidding yang Umum Digunakan:
- Cost per Thousand Impressions (CPM)
- Reach optimization
- ThruPlay (untuk video ads)
Baca juga: Perbedaan CPM dan CPC
Contoh Campaign Awareness untuk B2B
Sebuah perusahaan SaaS HR management baru meluncurkan platform mereka di Indonesia. Mereka menjalankan kampanye awareness dengan target HR managers dan business owners untuk memperkenalkan solusi mereka melalui video explainer yang menampilkan pain points umum dalam pengelolaan SDM.
Contoh Campaign Awareness untuk B2C
Brand fashion lokal ingin meningkatkan brand awareness di kalangan millennials dan Gen Z. Mereka menjalankan kampanye reach dengan konten visual yang menarik menampilkan koleksi terbaru mereka, menargetkan pengguna Instagram berusia 18-35 tahun yang tertarik dengan fashion dan lifestyle.
Baca juga: Target Audience: Definisi, Fungsi, dan Cara Menentukannya
Kapan Menggunakan Objektif Awareness:
- Saat meluncurkan produk atau brand baru
- Ketika ingin memperluas market share
- Untuk membangun top-of-mind awareness sebelum kampanye konversi
- Saat budget marketing cukup besar dan fokus pada long-term brand building
2. Consideration (Pertimbangan)
Objektif consideration bertujuan untuk mendorong audiens agar lebih mengenal dan mempertimbangkan produk atau layanan Anda. Pada tahap ini, audiens sudah aware dengan brand Anda dan mulai tertarik untuk mengetahui lebih lanjut.
Jenis Objektif Consideration:
- Traffic: Mengarahkan pengguna ke website atau landing page
- Engagement: Meningkatkan interaksi dengan konten (likes, comments, shares)
- App Installs: Mendorong download aplikasi mobile
- Video Views: Meningkatkan jumlah penayangan video
- Lead Generation: Mengumpulkan informasi kontak prospek
- Messages: Mendorong percakapan melalui Messenger, WhatsApp, atau Instagram DM
Strategi Bidding yang Umum Digunakan:
- Cost per Click (CPC)
- Cost per View (CPV)
- Cost per Lead (CPL)
- Optimized CPM (oCPM)
- Cost per Message
Contoh Campaign Consideration untuk B2B
Perusahaan cybersecurity menjalankan lead generation campaign dengan menawarkan whitepaper gratis tentang “Best Practices untuk Keamanan Data Perusahaan”. Mereka menggunakan objektif lead generation dengan form yang terintegrasi langsung di platform iklan untuk mengumpulkan informasi IT managers yang tertarik.
Contoh Campaign Consideration untuk B2C
E-commerce fashion menjalankan kampanye traffic untuk mendorong pengguna mengunjungi koleksi sale akhir tahun mereka. Mereka menggunakan dynamic ads yang menampilkan produk yang pernah dilihat pengguna dengan diskon spesial, mengoptimalkan untuk klik ke website.
Kapan Menggunakan Objektif Consideration:
- Ketika ingin membangun database leads untuk nurturing
- Saat launching campaign untuk mendorong engagement dan social proof
- Untuk mengedukasi audiens tentang produk kompleks (terutama B2B)
- Ketika ingin meningkatkan website traffic untuk SEO dan retargeting purposes
3. Conversion (Konversi)
Objektif conversion adalah tahap paling bawah dalam marketing funnel, fokus pada tindakan spesifik yang menghasilkan revenue atau hasil bisnis langsung. Ini adalah objektif yang paling umum digunakan dalam performance marketing karena hasilnya dapat diukur secara langsung terhadap ROI.
Jenis Objektif Conversion:
- Sales/Conversions: Mendorong pembelian atau tindakan konversi tertentu
- Catalog Sales: Mempromosikan produk dari katalog secara dinamis
- Store Traffic: Mengarahkan kunjungan ke toko fisik (untuk bisnis offline)
Strategi Bidding yang Umum Digunakan:
- Cost per Acquisition (CPA)
- Cost per Action (CPA)
- Return on Ad Spend (ROAS)
- Cost per Purchase
- Conversion Value optimization
Contoh Campaign Conversion untuk B2B
Perusahaan cloud storage B2B menjalankan conversion campaign untuk mendorong sign-up free trial selama 30 hari. Mereka menggunakan objektif conversion dengan optimization untuk “Complete Registration” dan menargetkan remarketing list dari pengunjung website yang sudah pernah melihat pricing page.
Contoh Campaign Conversion untuk B2C
Online grocery store menjalankan catalog sales campaign dengan menargetkan pengguna yang pernah menambahkan produk ke cart namun tidak menyelesaikan pembelian. Mereka menggunakan dynamic product ads dengan optimization untuk purchase, menawarkan diskon 10% untuk first-time buyers.
Kapan Menggunakan Objektif Conversion:
- Ketika primary goal adalah sales atau lead generation
- Saat tracking pixel sudah terinstall dengan baik dan memiliki data konversi yang cukup
- Untuk retargeting campaign kepada warm audience
- Ketika ingin memaksimalkan ROI dan hasil yang terukur
4. Objektif Khusus Platform
Beberapa platform advertising juga menawarkan objektif khusus yang disesuaikan dengan karakteristik platform mereka:
Google Ads:
- Local Store Visits: Mendorong kunjungan ke toko fisik
- Phone Calls: Mengoptimalkan untuk panggilan telepon
- App Promotion: Fokus pada app downloads dan in-app actions
TikTok Ads:
- Community Interaction: Meningkatkan followers dan profile visits
- Product Sales: Khusus untuk TikTok Shop
LinkedIn Ads:
- Website Visits
- Engagement
- Video Views
- Lead Generation (dengan LinkedIn Lead Gen Forms)
- Job Applicants
Pentingnya Objektif dalam Marketing Campaign
Pemilihan campaign objective yang tepat adalah fondasi kesuksesan performance marketing. Tanpa objektif yang jelas dan sesuai dengan business goals, kampanye Anda akan kehilangan arah dan budget akan terbuang percuma.
1. Alignment dengan Business Goals
Campaign objective harus selalu selaras dengan tujuan bisnis jangka pendek dan panjang Anda. Untuk bisnis yang baru launching, awareness mungkin lebih prioritas. Namun untuk bisnis yang sudah established, fokus pada conversion dan ROI menjadi lebih krusial.
Untuk Bisnis B2B, purchase journey B2B biasanya lebih panjang dan melibatkan multiple decision makers. Oleh karena itu, strategi marketing B2B sering kali memerlukan kombinasi objektif:
- Awareness untuk membangun brand authority
- Consideration (lead generation) untuk nurturing prospects
- Conversion untuk mendorong demo requests atau sales qualified leads
Untuk Bisnis B2C, purchase journey B2C cenderung lebih pendek dan impulsif. Strategi B2C dapat lebih agresif dengan:
- Awareness untuk mass market reach
- Consideration untuk engagement dan retargeting
- Conversion untuk immediate sales dengan urgency tactics
2. Optimasi Budget dan Resource
Setiap objektif memiliki cost structure yang berbeda. Awareness campaigns biasanya memiliki CPM yang lebih rendah namun tidak langsung menghasilkan revenue. Conversion campaigns memiliki CPA yang lebih tinggi namun ROI yang lebih jelas.
Dengan memahami objektif kampanye, Anda dapat:
- Mengalokasikan budget secara proporsional di setiap tahap funnel
- Menentukan KPI yang realistis untuk setiap campaign
- Melakukan optimization berdasarkan performance metrics yang relevan
- Menghindari pemborosan budget pada objektif yang tidak sesuai dengan business stage
3. Measurement dan Attribution
Campaign objective yang jelas memudahkan Anda untuk melakukan measurement dan attribution. Anda dapat dengan mudah menentukan:
- Metrik success yang relevan (CTR untuk traffic, conversion rate untuk sales)
- Attribution model yang tepat (last-click, first-click, multi-touch)
- ROI calculation yang akurat
- A/B testing framework untuk continuous improvement
4. Tahapan Customer Journey
Memahami campaign objective membantu Anda memetakan setiap touchpoint dalam customer journey. Dalam full-funnel marketing strategy, Anda perlu menjalankan berbagai objektif secara bersamaan:
- Top of Funnel (ToFu)
Awareness campaigns untuk reach dan brand awareness - Middle of Funnel (MoFu)
Consideration campaigns untuk engagement, traffic, dan lead generation - Bottom of Funnel (BoFu)
Conversion campaigns untuk sales dan high-intent actions
Dengan strategi full-funnel, Anda tidak hanya fokus pada immediate conversion, tetapi juga membangun pipeline jangka panjang yang sustainable.
Baca juga: Marketing Funnel: Definisi, Fungsi, dan Tahapannya
5. Adaptasi dengan Market Condition
Campaign objective juga harus dapat beradaptasi dengan kondisi market dan business cycle:
- Seasonal campaigns
Fokus pada conversion saat peak season, awareness saat off-season - Product launch
Mulai dengan awareness, transisi ke consideration, kemudian conversion - Market expansion
Awareness di market baru, conversion di market existing - Competitive response
Adjustment objektif berdasarkan competitor activities
Best Practices dalam Memilih Campaign Objective
Untuk memaksimalkan hasil kampanye performance marketing Anda, berikut beberapa best practices yang perlu diperhatikan:
1. Start with the End in Mind
Selalu mulai dengan business goal yang ingin dicapai, bukan dari objektif kampanye. Tanyakan pada diri sendiri:
- Apa hasil konkret yang ingin dicapai dalam 3-6 bulan ke depan?
- Berapa target revenue atau leads yang dibutuhkan?
- Apa yang paling urgent untuk bisnis saat ini?
Setelah business goal jelas, baru pilih campaign objective yang paling sesuai untuk mencapainya.
2. Gunakan Multi-Objective Strategy
Jangan hanya fokus pada satu objektif. Strategi performance marketing yang efektif biasanya menggunakan kombinasi objektif untuk mengoptimalkan seluruh funnel:
- 20-30% budget untuk awareness (ToFu)
- 30-40% budget untuk consideration (MoFu)
- 40-50% budget untuk conversion (BoFu)
Proporsi ini dapat disesuaikan tergantung pada business stage dan market condition.
3. Ensure Proper Tracking Setup
Sebelum menjalankan conversion campaign, pastikan:
- Pixel atau tracking code sudah terinstall dengan benar
- Conversion events sudah terdefinisi dan ter-track
- Minimal sudah ada 50 conversions per minggu untuk optimization yang optimal
- Attribution window sudah disesuaikan dengan typical customer journey
4. Test and Iterate
Jangan takut untuk melakukan testing:
- A/B test berbagai objektif untuk same target audience
- Bandingkan performance antar platform dengan objektif yang sama
- Iterasi berdasarkan data, bukan asumsi
- Review performance minimal setiap minggu dan adjust strategy
5. Consider Platform Characteristics
Setiap platform memiliki karakteristik audiens yang berbeda:
- Facebook/Instagram: Baik untuk awareness dan consideration B2C
- LinkedIn: Efektif untuk lead generation B2B
- Google Search: Excellent untuk high-intent conversion
- TikTok: Powerful untuk awareness dan engagement Gen Z
- Google Display: Bagus untuk retargeting dan awareness
Pilih objektif yang sesuai dengan kekuatan masing-masing platform.
Kesimpulan
Campaign objective adalah kompas yang memandu setiap kampanye performance marketing Anda menuju kesuksesan. Memilih objektif yang tepat bukan hanya tentang teknikal platform advertising, tetapi tentang memahami business goals, customer journey, dan bagaimana mengoptimalkan setiap tahap funnel untuk hasil maksimal.
Baik untuk bisnis B2B maupun B2C, pemahaman mendalam tentang campaign objective akan membantu Anda:
- Mengalokasikan budget secara lebih efisien
- Mencapai target bisnis dengan ROI yang lebih baik
- Membangun strategi marketing yang sustainable dan scalable
- Membuat keputusan optimization berdasarkan data yang relevan
Performance marketing bukan hanya tentang menjalankan iklan, tetapi tentang strategi yang terencana dan execution yang tepat. Dengan memahami dan menerapkan campaign objective yang sesuai, Anda akan selangkah lebih dekat menuju kesuksesan marketing yang terukur.
Kalau kamu ingin strategi performance marketing yang terukur dan sesuai dengan tipe bisnis kamu, kamu juga bisa gunakan layanan jasa iklan kami. Sebagai Agensi Digital Marketing Indonesia, Ematic Solutions siap membantu membangun strategi performance marketing efektif untuk membangun funnel dari akuisis hingga retention yang efektif dan berkelanjutan!
Ditulis oleh: Ignatius Restu, Senior Performance Marketing Consultant


